Senin, 30 Juli 2012

Scientific Process by Rosullah SAW , Education Technology Series .


Kank ,banyak rekan guru lebih memilih untuk “mendrill “siswa menghapalkan berbagai teori namun malas mengajak siswa praktikum . Seberapa penting sih praktikum  dan bagaimana caranya agar praktikum itu menjadi menyenangkan bagi siswa ...?Mohon penjelasan.

“Dari Abu Sa’id Al Khudri ,Sesungguhnya Rosullah saw pernah melewati seorang anak yang sedang menguliti kambing ,lalu rosullah bersabda kepada mereka: “minggirlah ,saya akan menunjukan kepadamu!”. Beliaupun memasukkan tangannya diantara kulit kambing dan dagingnya,lalu memisahkanya dengan tangannya samapai masuk keketiak kambing . kemudian selesailah... HR Abu Dawud .

Dalam kegiatan pembelajaran terutama IPA ,siswa diharapkan


 dalam memperoleh pegetahuannya tidak hanya dari teori buku pelajaran,hafalan atau drill dari guru semata melainkan  proses ilmiah (scientific process). Scientific process menurut Bryce dkk  ; suatu proses pembelajaran yang meliputi kemampuan melakukan pengamatan,mencatat data ,melakukan pengukuran ,mengiferensi ,menyeleksi berbagai prosedur ,merencanakan ,melaksanakan serta melaporkan .Sementara itu menurut Jean Piaget dan Lev Vygotsy secara terpisah dalam teori Konstruktivisme menyatakan bahwa aktivitas harus mendahului analisa,artinya siswa  dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri lewat  pengalaman pembelajarannya.

Melalui contoh pengalaman pembelajaran Rosullah Saw  tersebut ,seorang guru dapat membantu siswa untuk pengetahuan deklaratif  yaitu pengetahuan tenatang sesuatu,guru menyajikan informasi lewat demontrasi/praktek langsung.    Guru pun dituntut pula memabantu siswa untuk dapat memperoleh pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang  melakukan seauatu  (learn how to do) dan  belajar bereksperiment (experimential learning).


Pada prinsipnya siswa memilliki hasrat besar  to experience things they haven’t encontered before. Karena itu kegiatan pembelajaran harus dapat :

1.       Membuat siswa tidak sekedar hafal segala macam teori,melainkan memahami teori melalui pengalaman belajar yang membuatnya suka dan bermakna. Tugas guru menyediakan “ruang”  untuk mengeksplorasi pengetahuan siswa melalui praktikum atas sesuatu yang dianggap baru oleh siswa ,  memberikan tantangan dan sekaligus atmosfir yang familiar bagi siswa ,tanpa ketakutan dan ancaman atas kegagalan.

2.       Membuat siswa  tidak hanya sibuk mendapatkan nilai ulangan/ujian yang baik saja, melainkan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa percaya diri ,ketrampilan bersosialisasi , sense of lesdership ,kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan belajar secara bahagia.Tugas guru menjadi “mentor dan motivator” yang menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran  yang akan dicapai ,kompetensi serta  spiritual valuenya dan memotivasi siswa agar berupaya menjalankan tugas sebai baiknya.

3.       Membuat siswa  tidak merasa bahwa praktik sebagai beban yang tidak menyenangkan,melainkan sebagai pemenuhan kebutuhan belajar,pengetahuan baru,tantangan  dan pengalaman belajar  yang menyenangkan.Seorang guru harus dapat menunjukkan perilaku yang dipersepsi siswa menghargai upayanya ,sekaligus siswa dapat terasah kemampuan berfikir kritisnya.

4.       Membuat siswa merasa bahwa praktikum  dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam mempraktekkan sesuatu ,penguasaan informasi , penguasaan akurasi data dan teknologi baru,bukan sekedar praktik hanya sebatas  menggugurkan kewajiban belajarnya.  Karena itu seorang guru pada saat siswa praktik harus bisa membimbing setiap siswa/kelompok agar tercapai ketuntasan dalam pengalaman praktek belajarnya.

5.       Tidak membuat siswa jenuh dan bosan dalam kegiatan praktek belajar  melainkan  dapat memenuhi gaya belajar siswa,rasa puas akan pembuktian ilmu yang dipelajarinya dan dapat mendekatkan pada imajinasi tentang cita citanya.  Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam terus mencari dan menemukan metode /cara pembelajaran yang efektif  guna mengantar anak menggapai cita citanya.terwujud dalam rencana kegiatan pembelajaran baik dalam imjinasi guru  maupun tercatat (RPP) yang mendorong terwujudnya stimulan bagi coriousity  siswa  guna terciptanya suasana KBM yang efektif ,kondusif dan optimal.


Pada akhirnya seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana pembalajaran yang mengakomodasi kreatifitas ,daya berpikir,kecerdasan emosi,kebutuhan psikologis kesadaran spiritual serta perkembangan mental,emosional dan kematangan sosial siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar