Katakanlah Muhammad :
“Inilah jalanku yang aku mengajak kepada jalan Allah dengan bukti bukti yang
jelas . Aku akan lakukan sendiri bersama orang orang yang mengikutiku. Allah
Maha Suci dan aku sama sekali tidak termasuk orang orang musyrik “QS Yusuf :108
Sebagai instruktur pengembangan SDM Tenaga
Pendidikan dan konsultan beberapa sekolah di Surabaya,dalam beberapa tahun
terakhir banyak sekolah berlomba lomba membangun citra sekolah dalam memperoleh
simpati masyarakat ,branding approach
. Hanya saja mereka terlena dan terfokus pada cara cara memperbanyak siswa yang
yang masuk pada penerimaan siswa baru.Mereka sibuk ber”komunikasi eksternal “
lupa bagaimana menata kekuatan di dalam .
Pencitraan Internal. Merupakan
upaya pendekatan yang menyeluruh bagaimana mempengaruhi “internal customer”yaitu
staf,tenaga pendidik dan seluruh aparatur sekolah menata sebuah reputasi
kualitas pelayanan guna membangun citra. Hampir semua sekolah sudah memiliki visi & misi
tetapi seringkali semuanya hanya sebatas slogan yang ditempel di ruang kepala
sekolah,ruang guru dan papan pengumuman. Disekolah bersangkutan.belum
optimalnya komunikasi internal yang dilakukan Kepala Sekolah menyebabkan aparatur di sekolah itu khususnya
guru hanya mengetahui segala hal tentang pelayanan pendidikan hanya satu arah
dan tidak ada interaksi.
Sekolah yang mengelelola
dengan Manjemen Berbasis Sekolah
(MBS) adalah yang berhasil mengintegrasikan dan mentransformasikan “school brand strategy” mereka terhadap “costumer internal “nya.
Sebagai contoh ketika sebuah sekolah
memposisikan diri ,positioning sebagai
sekolah mencetak prestasi siswa sesuai bakat,maka sekolah itu harus benar benar
mewujudkan targetnya untuk selalu mengahsilkan siswa berprestasi disegala
bidang keberbakatan siswa.
Hal pertama yang yang dilakukan kepapala sekolah selaku “Leader
Service Officer” untuk mewujudkan impiannya adalah dengan melakukan
konsolidasi dan sosialisasi kepada internal
costumer nya terutama guru yang langsung berhadapan dengan siswa.Strategi pencitraan internal ini di integrasikan dengan
visi,misi kultur budaya di sekolah bersangkutan. Di tindak lanjuti dengan
evaluasi dan perbaikan secra internal untuk mememberikan pelayan prima kepada
peserta didik. Evaluasi itu meliputi efesiensi sitem kerja ,peningkatan mutu
SDM ,pengembangan knowledge ,skill ,attitude dsb.
Tugas terberat kepela sekolah adalah membengun kepercayaan team work nya bahwa evaluasi ,inovasi dan pengembangan secara berkesinambungan akan
membuat naiknya kinerja sekolah ,citra pelayanan dan prestasi siswa.Di sisi
lain kepala sekolah beserta jajajarannya
untuk menjadikan pelayanan prima sebagai fokus kegiatan belajar mengajarnya.Juga secara
konsisten dan dinamis mengharuskan
setiap individu di sekolah bersangkutan untuk selalu memiliki semangat belajar
dan mengembangkan diri sendiri secara dinamik terutama guru (dynamic and learning organization )
dengan didukung system MBS terpadu.selain itu kepala sekolah harus memberikan
keteladanan pada prinsip transparency ,accessibility
,trust ,fairness dan long term relationship.
Wujud dari implementasi kebijakan internal dalam berbagai sector
setiap konsumen eksternalnya,siswa dan stake holder merasakan “ke khasan’ pelayanan
prima di sekolah itu mulai dari security samapi kepala sekolah dengan perilaku
,cara bicara dan attitude dari semua
jajaran staff serta manajemen.
Sepertinya saat ini adalah moment of truth ,saat yang tepat untuk menjadikan komunikasi
internal sebagai strategi utama pencitraan sekolah melalui MBS. Yang perlu
diingat pencitraan internal bukan
hanya memperkenalkan visi –misi serta budaya sekolah,melainkan mencakup hal hal lainya seperti pemahaman jajaran
apapratur sekolah khusunya para guru
tentang target pelayanan prima
yang “dijanjikan”, keunggulan sekolah dibanding sekolah lainnya,positioning
sekolah samapi dari cara bicara tingkah laku ,sikap dan standart kompetensi
guru.
Akan menjadi kekuatan yang luar biasa jika pencitraan internal ini
dilakukan secra berkesinambungan dan berkelanjutan…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar