“Lo qw end” ,ini istilah yang popular dikalangan remaja saat ini.mereka selalu tampil dengan gaya dan
dandanan mode terkini bahkan tidak jarang mereka tampil rada –rada gila alias
gokil.Sebagai anak baru gede tidak bisa di ingkari bahwa mereka sedang
mencari identitas diri fase yang harus dilewati ketika memasuki usia
remaja.
Pola asuh,asupan gizi,informasi dan pendidikan yang mereka
alami berbeda dengan yang dialami orang tuanya.Sehingga mereka lebih “merdeka”
dalam berpikir dan bersikap. Akibatnya perilaku yang nampak adalah mereka memiliki
keberanian tampil beda,menjadi trend setter dan selalu berupaya tidak
ketinggalan zaman.Keunikan mereka meniru sesuatu yang dianggap keren termasuk
meniru ucapan gerak gerik dan segala
asesoris tokoh idolanya.
Sering penulis temui banyak guru yang mengeluh menghadapi
siswa AL@Y ini kecenderungan mereka mengikuti trend perilaku saat ini dan ingin
keren membuat mereka lebih “sulit “ diarahkan.Namun sulit bukan berarti tidak
bisa diarahkan,jika mau mengenali dan mendekati tentu ada peluang G@ul dengan
mereka.Salah satunya lewat peer group nya alias ganknya,karakter usia remaja
adalah ngegank.Maka cara efektif merangkul mereka adalah dengan mendekati
ganknya.Dengan logika logis jika salah satu dari mereka bisa terpengaruh untuk
berprestasi dengan program sekolah,maka akan diikuti anggota kelompoknya itu.
Sekalipun mereka memiliki kebebasan mereka tetap saja
merupakan kelompok usia yang memiliki emosi labil dalam menentukan sikap .Lantaran masa transisi
dari anak anak menuju masa remajanya dengan berbagai macam kesulitannya
sendiri.Dalam pengambilan keputusan mereka masih mengikuti” arah angin’ alis
belum menetap dan bisa berubah termasuk dalam aturan sekolahnya.Karena itu
harus pandai pandai mencari tahu kebutuhan
harapan dan kecemasan mereka, kemudian menjadi sosok yang dipersepsi dapat
memberikan solusi kepadanya..’
Kesetiaan mereka terhadap sosok yang dikagumi membuat mereka
berjuang dan berkorban untuk mendapatkannya ,seperti segala macam atribut yang
dipakai artis diidolanya dsb. Maka jika seorang guru ingin “perintahnya’
ditaati dengan setia maka harus menjadi guru yang di idolakannya.
Percepatan perkembangan Information Communication Technology(ICT),ikut
membentuk perilaku sampai karakter mereka semestinya disadari oleh orang tua
dan guru dalam melakukan upaya “pendekatan ‘kepada remaja.Di perkotaan akses
mereka terhadap internet nyaris mencapai 95% lantaran mudahnya gadget untuk
mengakses internet dengan biaya murah.Dengan fitur dan layanan yang digandrungi serta menjadi
ternd banyak orang termasuk facebook dan twiter.Akibatnya para remaja menjadi
knowledgeable dan informationalized
terhadap apa yang mereka ingin ketahui meskipun ,tidak jarang mereka
juga mendapatkan garbage information bahkan pornografi.Maka penguasaan ICT dikalangan guru sebagai media
pembelajaran semestinya harus optimal
sebagai guidance bagi siswanya dalam ber ICT.
Kemunculan jejaring social seperti Facebook,twiter,netlog
youtube dsb telah mengubah perilaku remaja dalam manajemen waktu. Banyak remaja
menghabiskan waktu berjam jam didepan layar laptop atau HP untuk bertemu dan
beraktualisasi diri lewat dunia maya.Sehingga mereka mendapatkan informasi dan
referensi tentang segala hal.Guru harus segera menyadari fenomena dikalangan
remaja ini dengan memasuki jaringan pertemanan mereka dengan tujuan agar tetap connect
dengan mereka .Untuk mendampingi mengarahkan menuju penggunaan internet yang
sehat .Sekaligus bisa digunakan sebagai media pembelajaran dan sarana “curhat “
bagi siswanya.
Sekalipun dunia online adalah sarana komunikasi yang telah
mendominasi remaja namun pendekatan kepada siswa di kelas tidak boleh
dilupakan.Pengabungan online dan tatap muka akan semakin menguatkan komunikasi
,relasi dan keterikatan hati antara guru dan murid.Selamat g4ul dengan generasi al@y..
Inilah Bebrapa komentar dari Grup SEGI GARUT
BalasHapusAris Karisma Sukarnaputra: trend kalangan menengah ke bawah Alay mah, saya tidak menemui Alayer di SMA2 Favorite
22 jam yang lalu · Suka
Aliyan Makmur Wijaya Wijaya:
" Point penting dalam tulisan ini :Di perkotaan akses mereka terhadap internet nyaris mencapai 95% lantaran mudahnya gadget untuk mengakses internet dengan biaya murah.Dengan fitur dan layanan yang digandrungi serta menjadi ternd banyak orang termasuk facebook dan twiter.Akibatnya para remaja menjadi knowledgeable dan informationalized terhadap apa yang mereka ingin ketahui meskipun ,tidak jarang mereka juga mendapatkan garbage information bahkan pornografi". Semoga Gurunya Tidak Gaptek...
19 jam yang lalu · Suka · 1 orang
Aris Karisma Sukarnaputra:
kalo saya sih tidak menyoroti masalah dunia maya saja karena fenomena ini akan tetap terjadi juga di dunia nyata apabila internet memang tidak ada, dan kalo memang Alayer itu meniru selebriti skrg saya tanya selebriti mana yang Alay? saya belum menemukan baik di dunia maya/nyata, saya banyak menemukan alayer itu justru di komunitas geng motor, tukang berantem, hippies, geng sekolah yg sama sekali tidak terkenal dan terisolir dari "pergaulan". Memang tidak ada parameter yang absolut tentang seberapa pantaskah mereka disebut Alay tapi "::ttuLizzZan 5p3Ertiee neEy,," sudah pasti semua org bilang ALAY seolah ada kesepakatan massal yang tidak resmi namun semua mengiyakan, fenomena ini saya temukan justru periode awal maraknya Handphone jauh sebelum internet menjamur. dan ALAY sendiri itu merupakan kata ganti dari Kampring atau kampungan yg sering dipakai di era 90an sampai awal 2000an, Alay itu singkatan dari Anak Layangan yg konotasinya jauh dari peradaban modern, rambut merah kena matahari dll dan Alay juga sering diidentikan dengan LEBAY (berlebihan) dimana dalam segala hal mereka cenderung berlebihan baik dalam hal menggunakan tanda baca, cara berpakaian, cara berfikir, cara bersosialisasi di dunia nyata/maya.
11 jam yang lalu · Suka · 1 orang
Soni Nugraha: Sulit untuk mencegah dan apa perlunya dicegah ? Yang harus dilakukan adalah bagaimana agar bahasa dan tulisan tersebut digunakan pada tempat yang semestinya !
9 jam yang lalu melalui seluler · Suka · 1 orang
Aris Karisma Sukarnaputra: Soni Nugraha tempat semsetinya? dimana? ini menurut saya penyakit dan tidak ada kaitanya dengan gaul, diferensiasinya jelas dengan tulisan gaul (yg sering memakai emoticon, istilah khusus tapi tetap memperhatikan tanda baca)
9 jam yang lalu · Suka · 1 orang
Irman Dimyatie:
Hehehehe..... bagi ane, fenomena anak-anak muda yang menggunakan bahasa AL4Y tersebut menjadi bahan Penelitian yang sangat menarik. Beberapa mahasiswa bimbingan ane sengaja mencari data para remaja yang biasa menggunakan bahasa tersebut. Kita tidak usah resah dan gelisah dengan fenomena ini. Mengapa? Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Selama alat itu masih bisa digunakan, mengapa tidak melakukan variasi?
Sikap kita menghadapi trend seperti ini adalah membimbing mereka agar tidak 'keterlaluan' dalam melakukan berbagai variasinya. Ingatlah, semakin kita cegah semakin membabi buta keinginan mereka untuk melakukan hal itu. Hadapi saja trend ini dengan senyuman.
8 jam yang lalu · Suka · 1 orang