Rabu, 26 Oktober 2011

Menghadapi Generasi 4L@Y (SMP-SMA)yang Melek ICT.





“Lo qw end” ,ini istilah yang popular dikalangan remaja  saat ini.mereka selalu tampil dengan gaya dan dandanan mode terkini bahkan tidak jarang mereka tampil rada –rada gila alias gokil.Sebagai anak baru gede tidak bisa di ingkari bahwa mereka sedang mencari  identitas diri  fase yang harus dilewati ketika memasuki usia remaja.


Pola asuh,asupan gizi,informasi dan pendidikan yang mereka alami berbeda dengan yang dialami orang tuanya.Sehingga mereka lebih “merdeka” dalam berpikir dan bersikap.  Akibatnya  perilaku yang nampak adalah mereka memiliki keberanian tampil beda,menjadi trend setter dan selalu berupaya tidak ketinggalan zaman.Keunikan mereka meniru sesuatu yang dianggap keren termasuk meniru  ucapan gerak gerik dan segala asesoris tokoh idolanya.

Sering penulis temui banyak guru yang mengeluh menghadapi siswa AL@Y ini kecenderungan mereka mengikuti trend perilaku saat ini dan ingin keren membuat mereka lebih “sulit “ diarahkan.Namun sulit bukan berarti tidak bisa diarahkan,jika mau mengenali dan mendekati tentu ada peluang G@ul dengan mereka.Salah satunya lewat peer group nya alias ganknya,karakter usia remaja adalah ngegank.Maka cara efektif merangkul mereka adalah dengan mendekati ganknya.Dengan logika logis jika salah satu dari mereka bisa terpengaruh untuk berprestasi dengan program sekolah,maka akan diikuti  anggota kelompoknya itu.


Sekalipun mereka memiliki kebebasan mereka tetap saja merupakan kelompok usia yang memiliki emosi  labil dalam menentukan sikap .Lantaran masa transisi dari anak anak menuju masa remajanya dengan berbagai macam kesulitannya sendiri.Dalam pengambilan keputusan mereka masih mengikuti” arah angin’ alis belum menetap dan bisa berubah termasuk dalam aturan sekolahnya.Karena itu harus  pandai pandai mencari tahu kebutuhan harapan dan kecemasan mereka, kemudian menjadi sosok yang dipersepsi dapat memberikan solusi kepadanya..’


Kesetiaan mereka terhadap sosok yang dikagumi membuat mereka berjuang dan berkorban untuk mendapatkannya ,seperti segala macam atribut yang dipakai artis diidolanya dsb. Maka jika seorang guru ingin “perintahnya’ ditaati dengan setia maka harus menjadi guru yang di idolakannya.



Percepatan perkembangan Information Communication Technology(ICT),ikut membentuk perilaku sampai karakter mereka semestinya disadari oleh orang tua dan guru dalam melakukan upaya “pendekatan ‘kepada remaja.Di perkotaan akses mereka terhadap internet nyaris mencapai 95% lantaran mudahnya gadget untuk mengakses internet dengan biaya murah.Dengan fitur  dan layanan yang digandrungi serta menjadi ternd banyak orang termasuk facebook dan twiter.Akibatnya para remaja menjadi knowledgeable dan informationalized  terhadap apa yang mereka ingin ketahui meskipun ,tidak jarang mereka juga mendapatkan garbage information bahkan pornografi.Maka  penguasaan ICT dikalangan guru sebagai media pembelajaran semestinya  harus optimal sebagai guidance bagi siswanya dalam ber ICT.


Kemunculan jejaring social seperti Facebook,twiter,netlog youtube dsb telah mengubah perilaku remaja dalam manajemen waktu. Banyak remaja menghabiskan waktu berjam jam didepan layar laptop atau HP untuk bertemu dan beraktualisasi diri lewat dunia maya.Sehingga mereka mendapatkan informasi dan referensi tentang segala hal.Guru harus segera menyadari fenomena dikalangan remaja ini dengan memasuki jaringan pertemanan mereka dengan tujuan agar tetap connect dengan mereka .Untuk mendampingi mengarahkan menuju penggunaan internet yang sehat .Sekaligus bisa digunakan sebagai media pembelajaran dan sarana “curhat “ bagi siswanya.


Sekalipun dunia online adalah sarana komunikasi yang telah mendominasi remaja namun pendekatan kepada siswa di kelas tidak boleh dilupakan.Pengabungan online dan tatap muka akan semakin menguatkan komunikasi ,relasi dan keterikatan hati antara guru dan murid.Selamat g4ul dengan  generasi al@y..   

1 komentar:

  1. Inilah Bebrapa komentar dari Grup SEGI GARUT

    Aris Karisma Sukarnaputra: trend kalangan menengah ke bawah Alay mah, saya tidak menemui Alayer di SMA2 Favorite
    22 jam yang lalu · Suka

    Aliyan Makmur Wijaya Wijaya:
    ‎" Point penting dalam tulisan ini :Di perkotaan akses mereka terhadap internet nyaris mencapai 95% lantaran mudahnya gadget untuk mengakses internet dengan biaya murah.Dengan fitur dan layanan yang digandrungi serta menjadi ternd banyak orang termasuk facebook dan twiter.Akibatnya para remaja menjadi knowledgeable dan informationalized terhadap apa yang mereka ingin ketahui meskipun ,tidak jarang mereka juga mendapatkan garbage information bahkan pornografi". Semoga Gurunya Tidak Gaptek...
    19 jam yang lalu · Suka · 1 orang

    Aris Karisma Sukarnaputra:
    kalo saya sih tidak menyoroti masalah dunia maya saja karena fenomena ini akan tetap terjadi juga di dunia nyata apabila internet memang tidak ada, dan kalo memang Alayer itu meniru selebriti skrg saya tanya selebriti mana yang Alay? saya belum menemukan baik di dunia maya/nyata, saya banyak menemukan alayer itu justru di komunitas geng motor, tukang berantem, hippies, geng sekolah yg sama sekali tidak terkenal dan terisolir dari "pergaulan". Memang tidak ada parameter yang absolut tentang seberapa pantaskah mereka disebut Alay tapi "::ttuLizzZan 5p3Ertiee neEy,," sudah pasti semua org bilang ALAY seolah ada kesepakatan massal yang tidak resmi namun semua mengiyakan, fenomena ini saya temukan justru periode awal maraknya Handphone jauh sebelum internet menjamur. dan ALAY sendiri itu merupakan kata ganti dari Kampring atau kampungan yg sering dipakai di era 90an sampai awal 2000an, Alay itu singkatan dari Anak Layangan yg konotasinya jauh dari peradaban modern, rambut merah kena matahari dll dan Alay juga sering diidentikan dengan LEBAY (berlebihan) dimana dalam segala hal mereka cenderung berlebihan baik dalam hal menggunakan tanda baca, cara berpakaian, cara berfikir, cara bersosialisasi di dunia nyata/maya.
    11 jam yang lalu · Suka · 1 orang

    Soni Nugraha: Sulit untuk mencegah dan apa perlunya dicegah ? Yang harus dilakukan adalah bagaimana agar bahasa dan tulisan tersebut digunakan pada tempat yang semestinya !
    9 jam yang lalu melalui seluler · Suka · 1 orang

    Aris Karisma Sukarnaputra: ‎Soni Nugraha tempat semsetinya? dimana? ini menurut saya penyakit dan tidak ada kaitanya dengan gaul, diferensiasinya jelas dengan tulisan gaul (yg sering memakai emoticon, istilah khusus tapi tetap memperhatikan tanda baca)
    9 jam yang lalu · Suka · 1 orang

    Irman Dimyatie:
    Hehehehe..... bagi ane, fenomena anak-anak muda yang menggunakan bahasa AL4Y tersebut menjadi bahan Penelitian yang sangat menarik. Beberapa mahasiswa bimbingan ane sengaja mencari data para remaja yang biasa menggunakan bahasa tersebut. Kita tidak usah resah dan gelisah dengan fenomena ini. Mengapa? Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Selama alat itu masih bisa digunakan, mengapa tidak melakukan variasi?
    Sikap kita menghadapi trend seperti ini adalah membimbing mereka agar tidak 'keterlaluan' dalam melakukan berbagai variasinya. Ingatlah, semakin kita cegah semakin membabi buta keinginan mereka untuk melakukan hal itu. Hadapi saja trend ini dengan senyuman.
    8 jam yang lalu · Suka · 1 orang

    BalasHapus