Media
pembelajaran berbasis TIK semestinya
dapat mempermudah siswa dalam menyerap dan menguasai mata pelajaran yang
diajarkan, namun perlu disadari pula bahwa tidak semua matapelajaran harus di
mediakan sekaligus tidak semua media
dapat efektif dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran. Mari kita cermati
beberapa keslahan yang mungkin dilakukan para pendidik dalam memanfaatkandan
mendayagunakan media pembelajaran.
Ideally material presented to or selected by a
student should be sufficiently within his or experience so that he or she can
learn what needs to be learned but enough out side the field of experience to challenge
and extend that field The boundary of the field of experience that is to be expanded buy
instruction is referred to by Vygotsky
as the “ zone of proximal development “. L. S . Vygotsky , Mind and Society .
Satu media
pembelajaran untuk semua siswa.
Kesalahan ini biasanya dilakukan para pendidik
karena beranggapan bahwa pembelajaran harus dapat diserap semua siswa dalam
satu kelas(klasikal) dalam satuan waktu. Meskipun tidak sepenuhnya salah namun
para pendidik semestinya tahu dalam
konsep pembelajaran harus memperlakukan
setiap siswa sebagai pribadi yang unik (individual differences) dalam gaya
belajar atau kemampuan daya serap.
Menurut Wilbur Schramm dalam bukunya , Big Media, Little Media mengatakan: “Motivated student learn from any medium it completely used and adapted
to their needs. Within its physical limits ,any medium can perform any
educational task. Whether astudent learns more from more from one
medium than from another it at least as likely to depend on how the medium is
used as on what medium is used.
Para pendidik tidak bisa lagi menggunakan satu media
pembelajaran (TIK) untuk semua siswa dalam satu kelas . Pembagian jenis potensi dan gaya belajar siswa menjadi salah
satu kunci untuk mengatasi persoalan ini . Dengan memahami potensi dan gaya
belajar siswa ,para pendidik dapat dengan mudah menentukan metode komunikasi
pembelajaran yang tepat . Selanjutnya tinggal bagaimana membuat konten materi
yang relevan dengan media pembelajaran yang dibutuhkan.
Tidak Memberdayakan
Siswa (Teacher Center) .
Ketidakmampuan guru berinterkasi dan berkomunikasi dengan
siswa adalah penyebab kesalahan dalam pendayagunaan dan pemanfaatan Media TIK pembelajaran. Sama dengan
berkomunikasi pada umumnya, komunikasi dan dialog merupakan hal yang penting dalam mendampingi
proses pembelajaran siswa yang terus berubah sesuai life style siswa dalam memaknai kegiatan
belajarnya. Sayangnya para pendidik enggan melakukan perubahan dan lebih sering
masih mempertahankan mengajar versi konvensional.
Psikolog Jerome S
Burner dalam Bukunya Toward a
Theory of Instruction yang membahas teori tentang Instruksi Pembelajaran
, “proposed that instruction should proceed
from direct experience (enactive) to
iconic representation of experience (such as
the use of pictures and films) to symbolic representation (such as the use
of words) . he further stated that sequence
in which a learner encounter materials
has a direct effect on achieving mastery
of the task”.
Hal yang sering terjadi para pendidik jarak memperhatikan
aspek “psikis’ siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Pada tiap siswa
tentunya berada dalam kondisi fisik dan psikis yang berbeda saat merespon proses
kegiatan belajarnya. Dengan perubahan gaya
hidup belajar para siswa semestinya para pendidik juga menyesuaikan ritme pembelajarannya.
Gunakan catatan harian anda mengenai
respon siswa (aspek PTK) terhadap
penyelenggraan pembelajaran, untuk menentukan penyusunan kegiatan belajar
berikutnya. Bersambung…
laa gurunya dulu konvensional. mari mencoba bersama....
BalasHapus