Minggu, 19 Oktober 2014

Kesalahan Dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran Kurikulum 2013 (1 ).

Media pembelajaran berbasis TIK  semestinya dapat mempermudah siswa dalam menyerap dan menguasai mata pelajaran yang diajarkan, namun perlu disadari pula bahwa tidak semua matapelajaran harus di mediakan  sekaligus tidak semua media dapat efektif dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran. Mari kita cermati beberapa keslahan yang mungkin dilakukan para pendidik dalam memanfaatkandan mendayagunakan media pembelajaran.

 Ideally material presented to or selected by a student should be sufficiently within his or experience so that he or she can learn what needs to be learned but enough out side the field of experience to challenge and extend that field The boundary of the  field of experience that is to be expanded buy instruction is referred  to by Vygotsky as the “ zone of proximal development “. L. S . Vygotsky , Mind and Society .




Satu media pembelajaran untuk semua siswa.

  Kesalahan ini biasanya dilakukan para pendidik karena beranggapan bahwa pembelajaran harus dapat diserap semua siswa dalam satu kelas(klasikal) dalam satuan waktu. Meskipun tidak sepenuhnya salah namun para pendidik semestinya  tahu dalam konsep pembelajaran  harus memperlakukan setiap siswa sebagai  pribadi yang unik (individual differences) dalam gaya belajar atau kemampuan daya serap.

Menurut Wilbur Schramm  dalam bukunya , Big Media, Little Media mengatakan: “Motivated student learn from any medium it completely used and adapted to their needs. Within its physical limits ,any medium can perform any educational  task. Whether  astudent learns more from more from one medium than from another it at least as likely to depend on how the medium is used as on what medium is used. 
   
Para pendidik tidak bisa lagi menggunakan satu media pembelajaran (TIK) untuk semua siswa dalam satu kelas . Pembagian jenis  potensi dan gaya belajar siswa menjadi salah satu kunci untuk mengatasi persoalan ini . Dengan memahami potensi dan gaya belajar siswa ,para pendidik dapat dengan mudah menentukan metode komunikasi pembelajaran yang tepat . Selanjutnya tinggal bagaimana membuat konten materi yang relevan dengan media pembelajaran yang dibutuhkan.

Tidak Memberdayakan Siswa (Teacher   Center) .

Ketidakmampuan guru berinterkasi dan berkomunikasi dengan siswa adalah penyebab kesalahan dalam pendayagunaan dan pemanfaatan  Media TIK pembelajaran. Sama dengan berkomunikasi pada umumnya, komunikasi dan dialog  merupakan hal yang penting dalam mendampingi proses pembelajaran  siswa  yang terus berubah sesuai life style siswa dalam memaknai kegiatan belajarnya. Sayangnya para pendidik enggan melakukan perubahan dan lebih sering masih mempertahankan mengajar versi konvensional.
Psikolog Jerome S Burner  dalam Bukunya Toward a  Theory of Instruction   yang membahas teori tentang Instruksi Pembelajaran , “proposed that instruction should proceed  from direct experience (enactive) to iconic representation of experience (such as  the use of  pictures and films)  to symbolic representation (such as the use of  words) . he further stated that sequence in which  a learner encounter materials has a direct effect on achieving mastery  of the task”.  
Hal yang sering terjadi para pendidik jarak memperhatikan aspek “psikis’ siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Pada tiap siswa tentunya berada dalam kondisi fisik dan psikis yang berbeda saat merespon proses kegiatan belajarnya.  Dengan perubahan gaya hidup belajar para siswa semestinya para pendidik juga menyesuaikan ritme pembelajarannya.  Gunakan catatan harian anda mengenai respon siswa (aspek PTK)  terhadap penyelenggraan pembelajaran, untuk menentukan penyusunan kegiatan belajar berikutnya. Bersambung…




1 komentar: